BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 12 Juli 2012

identifikasi proteus

hai blogger... lama udah gak ngepost.... gak kerasa ini udah tahun terakhirku di bangku kuliah dan sekarang aku mendapatkan tugas akhir mata kuliah bakteriologi. identifikasi bakteri proteus mirabilis dan lebih tepatnya. and i want to share my work.

ini hasil dari pemeriksaan biokimia

ini hasil penanaman dari bakteri proteus mirabilis pada media mac conkey menunjukkan bahwa bakterii ini tidak memecah laktosa, memiliki koloni transparan dan berukuran kecil

pada media TSIA : lereng = alkali sedangkan dasar = acid, H2S positif (+) sedangkan gas negatif (-)
lereng suasana alkali karena lereng berhubungan langsung dengan udara bebas. di udara bebas terdapat unsur O2 (oksigen) sehngga suasana asam lemah di lereng menjadi basa (phenol red --> merah), sedangkan di dasar tetap suasana asam lemah karena O2 sedikit (phenol red --> merah). jika terdapan warna hitam pada media itu berarti H2positif (Fe + H2S -> FeS endapan hitam

pada glukosa bakteri ini memecah glukosa dan menghasilkan gas (+). dikatakan memecah glukosa apabila terjadi perubahan warna pada media dari warna biru menjadi warna kuning. untuk melihat ada tidaknya gas lihat pada ujung tabung durham.jika terdapat rongga maka gas positif (+) begitupun sebaliknya


pada media maltosa bakteri ini dapat 




melalui media cimon citrate kita dapat mengetahui bahwa bakteri ini idak menggunakan unsur karbon citrate untuk melangsungkan kehidupannya. jika bakteri tersebut menggunakan unsur karbon citrate maka media akan berubah warna menjadi biru.

media semi solid ini berfungsi untuk mengetahui mortilitas (pergerakan kuman). pada bakteri ini terdapat flagel sehingga dia dapat tumbuh (berbentuk seperti angin puyuh). jika bakteri aerob maka semakn keatas dia akan semakin menyebar sedangkan pada bakteri anaerob kuman hanya akan tumbuh disekitar daerah tusukan saja.


media urea, untuk mengidentifikasi apakah bakteri tersebut menghasilkan enzim urease atau tidak. jika dia menghasilkan enzim urease maka bakteri ini akan memecah urea dan menghasilkan warna pink karena menggunakan indikator phenol red.


media VP, MR dan Indol setelah ditanami direaksikan






penyakit lupus


Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun, apa jadinya jika kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Penyakit ini tergolong misterius. Para dokter kadang bingung mendiagnosis penyakit ini. Namanya sedikit unik, LUPUS.

Jika ditanya apakah Lupus itu ? mungkin jawabannya akan sangat bervariasi, karena jenisnya bermacam-macam.

hal itu disebabkan karena Penyakit lupus belum begitu dikenal luas di masyarakat Indonesia dan sampai saat ini belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah meskipun diperkirakan jumlah penderita lupus ( odapus ) terus bertambah.
Istilah lupus berasal dari serigala. Pada abad 13, dokter Rogerius menggunakan istilah lupus untuk menggambarkan lesi di hidung dan wajah penderita yang menyerupai gigitan serigala.
Gejala-gejala penyakit ini dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus.
Lupus atau SLE (Systemic lupus erythematosus) adalah suatu penyakit kronik autoimun, yaitu ketika antibodi seseorang menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Saat itu terbentuk zat anti yang berlebihan dan salah arah; zat anti seharusnya bekerja melawan kuman, bakteri atau zat asing yang masuk ke tubuh tapi zat anti di tubuh odapus malah
merusak organ tubuh sendiri.
Penyebab penyakit lupus sampai sekarang belum diketahui secara pasti, diduga berhubungan dengan genetik,virus,sinar ultraviolet dan obat-obatan tertentu.
Penyakit lupus tergolong penyakit autoimun. Artinya sistem imun membentuk antibodi yang seharusnya bekerja memerangi infeksi yang disebut antigen seperti bakteri,virus, jamur atau zat – zat asing yang masuk ke dalam tubuh, malah berbalik menyerang dirinya sendiri. Sistem imun ini kehilangan kemampuan untuk membedakan yang mana antigen asing dan mana sel atau jaringan tubuhnya sendiri, akibatnya antibodi yang terbentuk menyerang sel atau jaringan tubuh sendiri dan menyebabkan berbagai kelainan, tergantung bagian tubuh yang diserang, bisa di susunan syaraf,jantung, paru – paru,ginjal,kulit maupun sendi. Kelainan yang ditimbulkan bisa berupa nyeri,peradangan,ataupun kerusakan jaringan.
Beberapa ciri gejala lupus antara lain rasa lemas,capek yang berlebihan,demam berkepanjangan,ruam merah di wajah yang menyerupai gambar kupu-kupu, ruam merah di kulit yang umumnya lebih nyata bila terpapar sinar matahari, ruam diskoid, rambut rontok,sariawan yang berulang,nyeri pada sendi dan bengkak pada kedua tungkai. Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mendeteksi kelainan lupus yang melibatkan sel-sel darah, serta pemeriksaan urin untuk mendeteksi kelainan lupus yang melibatkan sel-sel darah, serta pemeriksaan urin untuk mendeteksi adanya gangguan ginjal. Gangguan neurologik maupun psikiatrik juga dapat terjadi pada penderita lupus. Antibodi anti nuklear serta beberapa jenis antibodi dapat diperiksa untuk mendukung diagnosis lupus.
Masih awam
Jumlah penderita Lupus ini tidak terlalu banyak. Menurut data pustaka, di Amerika Serikat ditemukan 14,6 sampai 50,8 per 100.000. Di Indonesia bisa dijumpai sekitar 50.000 penderitanya. Sedangkan di RS Ciptomangunkusumo Jakarta, dari 71 kasus yang ditangani sejak awal 1991 sampai akhir 1996 , 1 dari 23 penderitanya adalah laki-laki. Penyakit Lupus masih sangat awam bagi masyarakat.
Setelah diteliti penyebab Lupus karena faktor keturunan dan lingkungan. Penyakit ini justru diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun.Namun begitu, ada juga pria yang mengalaminya. Ahli menduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen. Karena Lupus menyerang wanita subur, kerap menimbulkan berbagai aspek kesehatan. Misalnya hubungan dengan kehamilan yang menyebabkan abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir.
Namun, hal ini bisa saja terjadi sebaliknya. Artinya, justru kehamilan bisa memperburuk gejala Lupus. Sering dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu hamil atau setelah melahirkan.
Otoimun
Lupus merupakan penyakit yang menyerang perubahan sistem kekebalan perorangan, yang sampai kini belum diketahui penyebabnya. Penyakit ini muncul akibat kelainan fungsi sistem kekebalan tubuh. Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan.
Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat.
Kelainan ini disebut autoimunitas .

Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua 
cara yaitu :.
Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau
anemia.
Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan. 

Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang 
(fagosit) Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks.

Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak 
organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang
fungsi organ tubuh akan terganggu.

Umumnya penderita Lupus mengalami gejala seperti. kulit yang mudah
gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.
Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang
berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada
masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.

Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip
kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai
cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang
bersisik.

Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang
dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
Untuk sembuh total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus
pada pengobatan yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah
meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital tubuh.