BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 24 Maret 2013

My story

Hari ini hari yang ku nantikan. Hari kelulusanku. Dan sekarang aku sedang bersiap menghadiri "graduation party" oke, it's time to say good bye to seragam putih abu".
'di, sayang! Cepetan! Ayah udah nunggu dimobil tuh' teriak bundaku
'bentaran, nda!'jawabku
'bunda tunggu di teras ya, di'
'okidoki, nda'
Segera kupercepat acara berdandanku. Dan kupercepat langkahku tapi itu menjadi ujian kesabaran padaku karena kebaya yang ku kenakan tidak memungkinkanku untuk berjalan dengan langkah lebar. Tunggu dulu jangan pikir aku dengan suka rela mengenakan pakaian 'ini', aku mengenakannya karna dress code pesta ini memang kebaya dan sekaligus merayakan hari kartini. Teteup ya panitianya bisa"nya ditepat"in.
*15 menit kemudian*
Begitu sampai di tempat acara, aku langsung memisahkan diri dari kedua orang tuaku untuk berkumpul bersama teman"ku. Kutatap kerumunan orang disekelilingku. Berharap menemukan wajah familiar. Teman boleh, pacar lebih boleh lagi. Hehe
'nah itu dia' gumamku ketika kutemukan wajah yang sangat ku kenal
'GILANG' teriakku sembari melambai kearahnya
Jika ada yang bertanya kenapa aku tidak menggunakan hape untuk mengetahui keberadaannya itu karena hal itu tidak berguna. Suasana yang ramai seperti ini akan membuatnya tidak menyadari dering hapenya dan itu akan membuatku kembali berpikiran negatif tentangnya. Panggil aku "mrs grumpy" or "mrs jealousy" i dont care. Haha
Melihat lambaian tanganku, gilang berjalan menghampiriku. Kami berpelukan sesaat.
'gimana? Udah liat pengumumannya?' tanyaku padanya
'udah. Aku gak lolos, beib'
Ya Tuhan. 'sabar ya beib. Cb km cb ditempatku, sp tw lolos. Kan asyik ntar kita sekampus n sp tw kita bs sekelas jg. Gmn?'
'sudahlah aku udah pasrah. Aku tunggu tahun depan aja'
'terus km mw ngapain sampe nunggu taun dpn beib?' tanyaku
'aku keterima di S1 perawat di Jember. Ya itung"belajar kesehatan dulu' jelasnya sambil tersenyum
Nah ini yang kusukai dari dia, senyumnya yang manis yang membuatku jatuh cinta pada si bodoh ini. Tapi tunggu apa dia bilang tadi? Jember? Bukan Surabaya?
'berarti kita bakalan LDR an dong nih beibh?' tanyaku sambil memajukan bibirku tanda aku sedang kesal
'yah mau gimana lagi beibh? Tapi tng ntr aku sering maen ke surabaya kok' hiburnya
'tapi tetep aja L-D-R' ucapku keras dan memberi penekanan pada kata terakhir
'ya udahlah. Surabaya jember deket kok. Lagian klo aku mw balik ke jember kan kudu lewat surabaya! Pasti mampir deh'
'deket? Iya di peta' jawabku ketus
'huh LDR is killing me' lanjutku
'ckckck udah ah ngambeknya. Masuk yuuk. Udah mau mulai tuh acaranya' ajaknya sambil menarik tanganku agar mengikutinya.
***
Gilang pov
Penat. Jika ada yang bertanya padaku bagaimana rasanya kuliah, cm satu kata yang bisa ku ucapkan. Penat. 2 bulan sudah aku menjalani hari"ku sebagai mahasiswa dan juga sebagai anak kos. Berangkat pagi pulang sore, itulah kegiatanku sekarang. Aku sedikit menarik diri dari pergaulan di dunia maya, karena tugas menumpuk yang sudah menunggu untuk ku selesaikan. Untunglah kesibukanku tidak menimbulkan masalah baru antara aku dan diana, pacarku. Semuanya masih terasa sama seperti dulu, hanya saja mungkin dia sering merajuk jika aku tidak meneleponnya selama sehari. Selain itu kami baik"saja. Mungkin kegiatan kuliahnya yang membuatnya sibuk apalagi dia sekarang berkuliah di jurusan yang prestisius. Fakultas kedokteran.
Kami sekarang mencoba mengerti kesibukan masing".
Tiba"henponku bergetar. Ada sms masuk. Kutekan tombol buka pesan di henponku.

From : love
Beibh, kamu absen lagi ngubungin aku. Kamu lagi sibuk sama pacar barumu disana ya? (`⌂´#) Minggu ini pulang gak kamu? *i send a flying kiss to you, my love. Hehe

Pesan itu sukses membuatku senyum"sendiri. Langsung kutekan tombol reply

To : love
I smell something. Are you jealous, my mrs. Jealousy? I love it, hope i can see your blushing face. Hehe. No, not other woman who make me busy but the deadline paper make me crazy. Forgive me, okay? Yes, why? Wanna coming home together? *i send you back the flying smooch. 💋

Kutekan tombol send. Setelahnya aku tidak bisa berhenti tersenyum. Dan aku mulai menghitung 3... 2... 1...

Ddddrrrrrttt... Drrrtttt...
Kulihat layar hpku. 1 message receive.

From : love
OMO!!! KENAPA PAKE BAHASA INGGRIS???? (`⌂´#)

Hahahaha. Membaca pesan ini saja membuatku terhibur. Aku benar"merindukannya.

To : love
It's time to improve your english! Haha. Oke deh sabtu ku jemput ya. I love you beibh!!

From : love
Oke sayaaaaang! Kutunggu yaaa!!! Love you more

Gilang pov end

***

Diana Pov
Sekarang malem minggu ya? Eh bukan sih. Sabtu malem kalo buat para jomblo ato LDR lovers as like me. Rada keki sih tiap kali liat temen kosan selalu diapelin tiap malem minggu sedangkan aku? Malem mingguan sendiri ato kalo enggak aku pergi belanja & nonton brg tmn kosan yg lg jomblo. Kalo sekali dua kali mah gak masalah lah ini kyknya hampirtiap malem minggu. Jadilah aku dibilang jomblo enggak tp dibilang punya pacar jg gak diapelin. Ngenes (╥﹏╥)
Sedang asyik melamun tiba"ada yg menepuk bahuku, menarikku kembali ke dunia nyata
'di, lho gak jalan sama cowok lho?' tanyanya
'enggak, cowok ku kan di jember & baru 2 minggu kmrn pulang trus nyamperin kesini'
'yah... Jablay dong nih malem?' ujar tya menggodaku
'yupe' jawabku malas
'yowes kamu ikut aku aja yuk jalan bareng aku sama anak", ada si daniel lho' goda tya
'ih apaan sih. Aku sama daniel kan gak ada apa".udah dong jangan bikin gosip' rajukku sambil Menggembungkan pipiku.
Tiba"terdengar nada dering ponselku.

From : daniel
Hi, di! Lagi sibuk gak?

'ecie.. Baru diomongin udah ada yg sms. Panjang umur si daniel'
'ih udahan ah. Apaan sih?'jawabku jengkel
'ya udah dong jgn ngambek' rayunya. 'bales gih smsnya. Aku ke kamar dulu mau siap"jalan brg si rio' lanjutnya sembari berlalu

To : daniel
Gak lg ngapa"in. Nganggur nih. Knp?

*sent*

From : daniel
Jalan yuk. Lumayan buat ngilangin suntuk. Gimana?

To : daniel
Boleh deh. Bareng tya n rio jg kan? Emang mo kmn sih?

*sent*

From : daniel
Iya bareng anak". Gak tau tuh. Paling juga nongkrong di kafe pinter. Wifi an gratis

To : daniel
Oh oke deh aku siap"dulu. Si tya udah siap" drtd sih

*sent*

From : daniel
Tenang aja di, ntar kamu semobil sama aku aja kalo si rio n tya cus duluan. Mobilku siap kok nampung kamu. Hehe

To : daniel
Oke deh sip 👍

*sent*

***

Akhirnya tiba saatnya Ujian Tengah Semester pertamaku selama aku disini. Jadwal perkuliahan semakin padat. Beberapa dosen matkul banyak meminta waktu mengajar untuk mengejar materi yang tertinggal.
Rasanya seperti kerja RODI. Tiap malam aku harus membaca berpuluh puluh lembar modul perkuliahan. Mulai dari tentang anatomy, biologi molekuler dll. Otakku rasanya dipaksa untuk menampung semuanya. Untung saja otak ini diciptakan oleh ALLAH SWT, andaikan ini ciptaan manusia pasti sudah eror dari kemaren".
Saat ini aku dan kelompok belajarku sedang berada di perpustakaan kampusku. Sedang berdiskusi tentang tugas paper.
Tiba" hapeku bergetar, namanya juga di perpustakaan yang tidak boleh rame jadi semua nada dimatikan.
Dering sms. Kulirik layar hapeku. 1 new message receive

From : love
Hi beibh. How are you? Are you busy?

Senyumku langsung terkembang saat membaca pesan darinya. Baru saja ingin ku balas pesan darinya tiba"daniel meminta pendapatku tentang sesuatu yang sedang mereka bahas. Terpaksa kuletakkan hapeku dan kembali masuk ke dalam diskusi mereka.

Diana pov

***

Ditempat lain seorang laki" sedang menapat hapenya dengan cemas. Dia sedang menunggu sms balasan dari kekasihnya.
'kemana ya? Apa dia benar"sedang sibuk?' tanyanya dalam hati
Digerakkannya jarinya untuk mengirimi kekasihnya sms yang sama tapi tetap tak ada respon.
'sebenarnya apa yang dia lakukan hingga membalas sms pun dia tak bisa?' pikirku geram. 'benar"membuatku khawatir'
Dia sadar bahwa belakangan ini mereka jarang bertukar kabar tapi itu bukan kesengajaan tapi karena kesibukan mereka.
Mereka memiliki janji, mungkin juga sumpah, akan menjaga hati. Kepercayaan diberikan sebesar"nya tapi hal itu juga diikuti dengan tanggung jawab yang juga besar. Dan apapun yang terjadi mereka berjanji untuk selalu membicarakannya.
'i miss you so much, my diana' batinnya

***

Diana pov
'KAMU NYEBELIN' teriakku mengakhiri pembicaraan diteleponku dengannya. Langsung kuputus teleponnya setelah itu.
Saat ini aku sedang benar"kesal dengannya. Gilang tiba" marah hanya karena aku lupa mengabarinya saat aku tiba di rumah. Memang aku sebelumnya sudah berjanji untuk mengabarinya tapi aku lupa. 'manusia kan wajar kalo lupa, gak ada manusia yang luput dari 'kelupaan' kan?' gerutuku.
Aneh. Kata itu yang saat ini ingin ku anugerahkan buat GILANG. Entah kenapa dy akhir"ini jadi terlalu sensitif dan terlalu overprotektif. Bahkan frekuensi sms dan telpon yang kami lakukan semakin meningkat beberapa minggu ini. Buktinya saja aku sudah tak terhitung berapa kali mengisi pulsa handphoneku. 'kenapa sih gilang gak bisa biasa aja kayak daniel?'batinku
'hah? Daniel? Kenapa aku jadi bandingin gilang sama daniel? Haduuh diana bodoh! Gilang lebih segalanya dari daniel' gumanku berusaha memsugestikan hal itu dipikiranku.
'jangan"gilang jadi overprotektif gt karena disana dy punya pacar lg seperti kata tya. Makanya dy jd mengawasiku dengan ketat' pikirku.
Batinku sedang berperang. Ada rasa ingin menganggap bahwa hal yang dilakukan gilang adalah hal yang biasa dilakukan oleh pasangan LDR. Tapi terbersit dalam hatiku kecurigaan seperti yang dikatakan tya.
'aaaarrrrgggghhhh, aku butuh teman mengobrol!' ujarku
Tanpa pikir panjang langsung kutekan nomor telepon daniel. Karena aku tau jika daniel pasti memiliki jawaban yang bijak dari masalahku.

diana pov end

***

Gilang pov
'KAMU NYEBELIN' teriaknya ditelepon dan kemudian terputus.
'hufh... Kami bertengkar lagi' batinku sembari menghembuskan nafas putus asa. Belakangan ini kami sering bertengkar. Sering kali karena masalah sepele. Misalnya saja dua minggu kemarin, kami bertengkar karena aku membatalkan kepulanganku, aku melakukannya karena ada kuliah tambahan hari sabtu, dan itu pemberitahuannya mendadak. Waktu aku mengabarinya dia marah besar, menuduhku tak mengerti dia, tak lagi sayang padanya bahkan menuduhku menduakannya. Masalah lainnya yang baru terjadi semalem, saat aku memintanya mengabariku jika dia telah sampai di kosannya karena saat itu dia baru saja pulang dari diskusi kelompoknya pukul 8malam. Wajar jika aku khawatir bukan tetapi dia tak kunjung mengabariku hingga keesokan paginya. Aku tentu saja marah besar saat dia menelponku dan mengatakan lupa. Bayangkan saja aku menunggunya semalaman, mengkhawatirkannya tetapi dia malah tidur nyenyak.
Aku sadar aku terlalu mengekangnya akhir"ini. Aku merasa terancam. Mungkin benar dia dan daniel memang hanya berteman tetapi beberapa kali saat kami bercerita tentang kegiatan yang kami lakukan seharian nama daniel selalu disebutnya, daniel menolongku, dia menjemputku bahkan dia mengajariku menyetir. Wow. Taukah dia bahwa hatiku terbakar mendengarnya? Bahkan mention di twitter mereka bisa dikatakan sangat intim, membuatku takut jika diana berpaling dariku misalnya saja mention daniel beberapa menit yang lalu
@dr_daniel_tobe
@diana_dr_di dont be sad. Cheer up! Ntar aku beliin kamu es krim favoritmu deh. Smooch 💋

Great! Ternyata dia menceritakan masalah Kami pada daniel. Dan apa itu? Smooch? Im jealous! Arrrggghhh!

***

From : love
Aku capek tauk tengkar muluk sama kamu. Kamu berubah!! Aku kangen KAMU YANG DULU. Rasanya aku gak kenal kamu yang sekarang. Tolong siapapun kamu, KEMBALIKAN GILANGKU. Maaf, tapi aku mau kita BREAK dulu!!!

JEDERRR!!!
BREAK?? Apa"an ini? Langsung kutekan nomer teleponnya.
'ya' jawab orang diseberang enggan
'boleh aku tau maksud dari SMS mu yang baru saja kau kirim?' tanyaku
'aku mau BREAK, aku capek selalu bertengkar denganmu. Kamu berubah'
'aku berubah? Kamu yang berubah. Introspeksi dirimu dulu beibh sebelum nuduh aku yang enggak". Paham?'
'aku? Aku masih tetep sama. Kamu tuh sekarang yang udah gak peduli lagi sama aku. Udah jarang sms, telepon bahkan kamu jd jarang pulang. Kamu gak punya waktu lg bwt aku'
'yang bener aja kamu bilang aku jarang sms? Bukannya kamu yang jarang membalas smsku? Sibuk sama kuliah apa sibuk ngabisin waktu sama daniel?'
'daniel? Kenapa harus ada daniel? Jangan cari kambing hitam deh. Aku sama dia cuma temen. Daniel itu baik banget tauk'
'see? Daniel lagi. Kamu curiga aku menduakanmu disini, tapi aku pikir malah kamu yang menduakanku dengan daniel' tuduhku
'sudah kubilang jangan bawa"daniel' raungnya
'oh ya. Jadi kamu bisa jelaskan padaku maksud dari mention"daniel di twittermu? Saat kau pergi hang out dengan daniel kau bilang kau sedang diskusi kelompok. Dan kenapa kamu selalu bercerita tentangnya saat ku telepon? Bisa berikan alasan kenapa kamu selalu lebih senang membalas BBM nya daripada SMS ku?'
'kamu cemburu. Kamu cemburu buta, GILANG. Sudahlah aku tidak mau berdebat. KITA BREAK. AKU CAPEK'
Klik. Telepon terputus. 'terserahlah'

Gilang pov end

***

Daniel pov
'ekspresi wajah itu lagi. Huufh' gumanku saat melihat ekspresi wajah sedih diana. Jika ada yang bertanya siapa dia kan ku jawab, diana adalah gadis yang selama 7 bulan aku mengenalnya, kehadirannya mengusikku.
Wajahnya tidak bisa dikatakan cantik hanya manis tapi sikapnya yang easy going, ceria dan mudah bergaul selain itu dia jika pintar. Hal itu membuatnya memiliki banyak teman. Awalnya aku hanya ingin berteman biasa dengannya tapi Entahlah, aku merasakan sikap protektif terhadapnya. Aku bahkan siap menghajar siapapun yang membuatnya menunjukkan ekspresi tersiksa itu, tapi sayangnya orang itu adalah kekasihnya sendiri. Ya diana, wanita yang kucintai telah memiliki pasangan. Ingin mundur teratur tapi setiap dia menunjukkan wajah sedihnya rasanya salah jika aku berdiam diri. Seperti pagi ini, kenapa wajah itu yang menyambutku di pagi ini? (⌣́_⌣̀)
'hei di, kenapa lagi?'tanyaku
Tak ada jawaban darinya. 'masih melamun' batinku. Ku lambaikan tanganku di depan wajahnya
'halo, anybody home' ujarku lagi
Kali ini dia mendongakkan kepalanya kearahku.
'kamu, sejak kapan disini?' tanyanya
'ya Tuhan, di! Aku udah daritadi kali disini. Makanya jangan ngelamun mulu'
'huu... Sapa juga yang ngelamun?' jawabnya sambil menggembungkan pipinya dan tangannya bergerilya mencubiti pinggangku
'aduuuuu duuuh ampun di! Iya iya kamu gak ngelamun tadi' ucapku sambil meringis kesakitan. Cubitan diana memang terkenal sebagai cubitan kepiting, sebenarnya aku sih yang memberi nama seperti itu. Hehe
'Kenapa lagi sih kamu? Ada masalah? Mau cerita?' tanyaku sembari mengalungkan tanganku di bahunya
'gilang, niel' gumannya
'huh, dia lagi' rutukku dalam hati. Gilang. Dasar cowok brengsek. Ya gilang itu pacarnya. Kenapa orang yang harusnya mengukir senyum di bibirnya malah mengguratkan luka di hatinya. 'andai dia kekasihku akan kubuat dia bahagia selalu' pikirku berandai-andai.
'kenapa sama gilang?'tanyaku enggan
'udah sebulan dia gak ngubungin aku DANIEL' teriaknya memberi penekanan pada namaku kemudian merebahkan kepalanya di bahuku
Kutepuk"kepalanya dengan lembut.
'sial... Kirain ada apaan... Hahaha'
Kucoba menahan rasa sakit dihatiku.
'Kenapa gak kamu aja yang ngubungin duluan?' tanyaku
'gengsi daniel, aku yang minta break dan sekarang aku sms dia duluan. Gak banget deh'
'apa? Break? Kalian break?' tanyaku bersemangat
'kok kamu kayaknya seneng banget sih? Huh... Sahabat macam apa kamu?' rutuknya
'kapan?' tanyaku tetap bersemangat
'kapan? Apanya?' diana balik bertanya
'kapan kalian break nya?' jelasku
'udah sebulan yang lalu. Emang aku belum cerita?'
'belum. Kalo udah ngapain aku tanya?' jawabku geram
'yaudah jangan marah. Nih aku cerita nih sekarang' bujuknya
Kemudian dia mulai bercerita tentang kronologis break nya mereka. Alasan"nya yg menurutku sangat klise.
'arrrggghhh... LDR is KILLING ME' teriaknya mengakhiri ceritanya.
'hus malu diliat orang' tegurku sambil menutup mulutnya agar berhenti berteriak. Karena beberapa orang yang lewat memperhatikan ke arah kami kemudian geleng" kepala.
Dia celinguk ke kanan ke kiri dan menganggukkan kepalanya malu kemudian nyengir dan berkata 'sorry, aku lupa kita lagi di tempat terbuka. Hehehe'
'dasar malu"in' ujarku kemudian menjauhkan tanganku dari mulutnya
'eh, niel! Apa jangan"dy udah punya pacar lg ya disana?' tanyanya
'maybe' jawabku pendek
'arrrggghhh DANIEL.....'
Kembali kubekap mulutnya agar tidak lagi berteriak. Kupelototi dia dan dia menganggukkan kepala tanda mengerti baru ku jauhkan tanganku.
'jangan bikin aku tambah ragu sama dia dong niel' rajuknya
'yaelah di. Kamu tanya aku, ya mana aku tau. Kenal juga cuma dari ceritamu'jelasku
'iya juga ya'
'Dasar' rutukku
'yaudah yuuk masuk... Ntar lagi kelas patologi anatomibakalan mulai. Gak mau telat kan?'
Kutarik tariknya untuk beranjak dari duduknya. Ku genggam tangannya saat berjalan menuju kelas kami.
'andai aku bisa terus menggenggam tanganmu seperti ini. Aku pasti sangat bahagia' pikirku.

Daniel pov end

***

Diana pov
Sudah sebulan setelah pertengkaran hebatku dengan gilang dan kami masih tetap saling diam. Tidak ada yang mau mengalah untuk minta maaf. pagi ini aku duduk diam di taman. Sedang berpikir. Ya aku sedang berpikir.
Tiba"terdengar suara orang mengusikku
'halo, anybody home'
Kudongakkan kepalaku. Hah? DANIEL? 'kamu, sejak kapan disini?' teriakku kaget sambil melompat berdiri
'ya Tuhan di, aku udah daritadi disini! Makanya jangan ngelamun mulu' jawabnya sembari menarikku untuk kembali duduk disampingnya.
Apa katanya? Melamun? Mukaku langsung memerah tapi aku enggan mengakuinya jadi aku berkata 'huu... Sapa juga yang ngelamun' ujarku sambil mencubiti pinggangnya dan menggembungkan pipiku. Biar dia rasain cubitan kepitingku. Hehehe.
'aduuu duh ampun di! Iya deh kamu gak ngelamun tadi' ucapnya tadi kemudian kuhadiahkan cengiran lebarku.
'kenapa lagi sih kamu? Ada masalah? Mau cerita?' tanyanya. Kurasakan tangannya merangkul bahuku.
Nyaman. Itulah rasanya. Aku menyukai semua kontak fisik yang kami lakukan selama ini. Sentuhannya benar"menyenangkan dan menenangkan.
'gilang.. Niel' gumanku
Lama tak ada jawaban darinya. Aku mulai penasaran dengan reaksinya. Kudongakkan kepalaku menatapnya kemudian 'kenapa sama gilang?' tanyanya kemudian.
'udah sebulan gilang gak ngubungin aku DANIEL'teriakku memberi penekanan saat menyebut namanya kemudian merebahkan kepalaku di bahunya dan kurasakan tepukan lembut di kepalaku.
'sial... Kirain ada apaan... Hahaha' ujarnya kemudian terdengar suara tawa terpaksa dari bibirnya
Kuangkat kepalaku untuk menatapnya. Dia menatapku dengan tatapan 'ada yang salah?' yg kemudian kujawab dengan gelengan kepalaku cepat.
'Kenapa gak kamu aja yang ngubungin duluan?' tanyanya
Ih apa ngubungin duluan? Gak banget deh. Kulihat daniel masih menunggu jawabanku
'gengsi daniel, aku yang minta break dan sekarang aku sms dia duluan. Gak banget deh' jawabku
'apa? Break? Kalian break?' tanyanya terlalu bersemangat. Keki rasanya melihatnya bersemangat saat aku sedang tidak bersemangat
'kok kamu kayaknya seneng banget sih? Huh... Sahabat macam apa kamu?' tanyaku keki
'kapan?'
'kapan? Apanya?' tanyaku bingung. Tiba"aku lupa dengan topik pembicaraan kami.
'kapan kalian break nya?'
'udah sebulan yang lalu. Emang aku belum cerita?' tanyaku balik karena teman berceritaku ini sedang lemot otak. Huh
'belum. Kalo udah ngapain aku tanya?' jawabnya tajam membuatku kaget. Kenapa dia marah? Harusnya kan aku yang marah tapi kubatalkan niat membalasnya karena aku benar"butuh teman cerita.
'yaudah jangan marah. Nih aku cerita nih sekarang' bujukku
Kemudian ku mulai bercerita dengan semangat berapi api. 'arrrggghhh... LDR is KILLING ME' teriakku menutup ceritaku
Tiba"kurasakan tangannya menutup mulutku. Kaget? Tentu. Belum pernah kulihat wajah daniel sedekat ini. Jantungku berpacu dengan cepat. Ya Tuhan, kesehatan janytungku dipertaruhkan jika seperti ini terus.
'hus malu diliat orang' bisiknya tegas
Aku yg baru menyadarinya celinguk ke kanan ke kiri dan menganggukkan kepalanku malu kemudian nyengir dan berkata 'sorry, aku lupa kita lagi di tempat terbuka. Hehehe'
'dasar malu"in' ujarnya dan melepaskan tangannya dari mulutku.
Huufh akhirnya bisa bernafas lagi dan jantungku bisa kembali bekerja dengan normal.
'eh, niel! Apa jangan"dy udah punya pacar lg ya disana?' tanyaku padanya karena pemikiran ini sudah menggerogotiku beberapa hari ini
'maybe' jawabnya
'arrrggghhh DANIEL.....' teriakku kesal dan mulai bersiap meneruskan omelanku padanya sebelum kurasakan tangannya kembali membekap mulutku. Dia melotot ganas padaku, Ku anggukkan kepalaku tanda aku mengerti maksudnya setelah itu dia kembali menjauhkan tangannya dari mulutku.
'jangan bikin aku tambah ragu sama dia dong niel' rajukku padanya sambil memegang erat lengannya
'yaelah di. Kamu tanya aku, ya mana aku tau. Kenal juga cuma dari ceritamu' ujarnya
'iya juga ya' gumamku.
'Dasar' rutuknya
Kemudian tangannya bergerak membebaskan lengannya dari cengkeraman tanganku dan menggenggamnya.
'yaudah yuuk masuk... Ntar lagi kelas patologi anatomibakalan mulai. Gak mau telat kan?'
Ditariknya tanganku agar aku beranjak dari dudukku dan mengikutinya. Dan hal itu terjadi lagi. Jantungku berdetak lebih dari seharusnya. 'Ya Tuhan. Jantungku berhentilah berdetak lebih dari seharusnya. AKU TIDAK MAU MATI MUDA'rutukku dalam hati

***

'ciee ciee yang tadi digandeng sama daniel, dipanggilin gak noleh". Tau deh yang dunia berasa milik berdua yang lain ngontrak' ucap tya menggodaku dan daniel saat jam kuliah usai
'ih apaan sih? Kita gandengan tadi juga gara"si daniel takut aku jatuh, ya kan niel?' kusenggol rusuk daniel mencari dukungan tapi dia hanya terdiam mematung. 'ini anak kenapa sih? Bukannya bantuin jelasin malah bengong' rutukku dalam hati
'iya jelas daniel takut lho jatuh. Takut jatuh cinta sama pesonanya daniel maksudnya' sambung rio. Kemudian rio dan tya ber 'high five' di depanku. Bikin keki aja.
Yah, tadi kami memang terus bergandengan tangan. Bukan bukan aku yang mau tapi daniel yang tidak mau melepaskanku. Sejujurnya aku juga tidak merasa terganggu dengan tingkahnya melainkan aku merasa nyaman dan tenang. Tapi kalo akhirnya digodain sama anak"gini bikin kesel.
'ya ampun, liat deh yo! Mukanya si diana memerah tuh' lanjut tya menggodaku
'apaan sih kalian?' rajukku pada mereka tak terasa mukaku semakin memerah.
Mereka terus menggodaku hingga mukaku menjadi sangat panas, pasti mukaku sekarang benar"memerah.
'betewe si daniel kok daritadi gak ada suaranya gitu?' celetuk rio membuat kami semua menoleh ke arahnya.
Kulihat dy sedang menunduk dan tangannya yang berada di bawah meja sedang sibuk menekan tuts henponnya.
'siapa sih temen es em es an nya? Kokdy segitu seriusnya&tumben dy gak fokus kyk gini' pikirku
'heh niel, sibuk banget kayaknya? Ngapain sih?' ujar tya
Daniel tetap tidak bereaksi dan sibuk dengan hapenya...
'woiiii daniel' teriak rio
'eh... Kenapa nih? Ada apa?' ucap daniel tergagap dan langsung mendongakkan kepalanya.
'kenapa sih? Ada apaan sih di?' tanyanya padaku. Aku hanya mengangkat bahu dan membuang pandanganku ke arah lain.
'yaelah niel, kamu ini polos apa cuma pura"gak ngerti sih?' tanya tya dengan geram
'beneran gak mudeng nih, ada apaan sih?' tanyanya sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
'tuh diana udah manyun gitu gara"gak kamu anggep daritadi, kamu malah asyik sms an lagi' jawab rio
'emang kamu ngomong apa, di? Sorry deh di, aku lagi balesin smsnya anna nih' ujarnya sembari membalikkan badannya menghadapku
'gak ada apa"kok. Eh aku ke kelas dulu ya' pamitku pada tya&rio kemudian beranjak pergi meninggalkan kantin.

Diana pov end

***

Daniel pov
PLAAAAKKKKK
'wadawwww' teriakku histeris karena ada yang memukul kepalaku. Kutolehkan kepalaku kearah si pemukul. Ternyata si rio
'woooi... Sakit tauk! Kira"dong kalo mukul' rutukku sambil mengusap kepalaku
'itu karena kamu udah nyakitin si diana' jawab rio
'nyakitin? Aku ngapain dy coba?' tanyaku bingung
'tauk ah gelap ngomong sama orang gak peka kayak kamu' ujar tya sembari bangkit berdiri dan berjalan keluar kantin
'mereka kenapa sih? Aneh' gumamku
'sebenernya kamu beneran suka gak sih sama si diana?'
Langsung kutolehkan kepalaku dan melongo menatap kearah si pemberi pertanyaan. Kaget? Pasti.
'kaget kenapa aku tau?'
Aku cuma menganggukkan kepalaku sebagai jawaban
'tya yang bilang' jelasnya
'aku gak pernah cerita sama siapapun. Darimana dia tau?'
'sikapmu buat diana itu yang bikin tya menarik kesimpulan seperti itu dan kalau dipikirkan lagi memang ada benarnya juga'
'apa emang sejelas itu?'tanyaku penasaran
'yupe'
'tapi dia sudah punya pacar dan sekarang mereka sedang bermasalah' ucapku sembari menghembuskan nafas berat
'yah kalo kamu beneran suka ya tunggu aja bro'
Kutatap rio ragu.
'semangat. You get my support'
'ke kelas yuk' ajaknya
Kami pun berjalan beriringan meninggalkan kantin. Dan aku terus memikirkan apa yang rio katakan.

***

Sudah seminggu ini diana mengacuhkanku. Telepon, sms, bbm bahkan mentionku di twitter pun dia cuekin. Dia juga tidak mau duduk disampingku dan memilih pindah ke bangku depan, masuk kelas paling akhir dan langsung pulang saat jam kuliah selesai. Membuatku uring"an selama beberapa hari ini.
'diana kemana, ya?' tanyaku pada tya. Setelah tak kudapati diana di seluruh penjuru kelas.
'haduuuh. Kamu ngagetin aku aja niel. Diana lagi ke stasiun'jawab tya
'ngapain ke stasiun?'
'jemput temennya katanya' jawab tya kemudian melanjutkan membaca bukunya.
'dia masih marah ya sama aku?'
'hmm kayaknya sih udah enggak. Dia udah maklum kayaknya tapi dia masih kesel karena kamu cuekin waktu itu' jelas tya panjang lebar
'iyaa kan waktu itu tmn smp ku sms. Ya maklumlah udah lama gak ketemu jadi yah smsnya panjang bgt'
'yah, kenapa kamu jelasin sama aku? Jelasinnya sama si diana kali' sungut tya
'si diana lagi jemputin temen ceweknya ya di stasiun?' tanyaku lagi
'bukan temen ceweknya sih tapi dia lagi jemput si gilang. 2 hari yang lalu si gilang bilang mau main kesini sekalian ad yg mau diomongin' ucap tya perlahan

APAA? Diana ngejemput si GILANG? Apa mereka udah baikan selama dia menghindariku? Oh tidak Di, aku tak rela. Aaaarrrrgggghhhh....

Daniel pov end

***

Gilang pov
Setelah menempuh perjalanan selama 8 jam akhirnya aku tiba juga di stasiun gubeng surabaya. Ya hari ini aku memutuskan untuk menemui dia, kekasihku. Untuk menjelaskan semua yang belum jelas. Saat transit di stasiun sidoarjo aku sudah mengabari diana, aku memintanya untuk menjemputku.
Kuedarkan pandanganku ke seluruh penjuru stasiun mencari keberadaan diana. Tak ada tanda"keberadaannya. 'kemana dia? Apa dia lupa?' tanyaku dalam hati
Kuputuskan untuk berjalan menuju pintu keluar.
'Gilang' teriak seseorang.
Kubalikkan badanku dan kuedarkan pandanganku mencari asal suara. Kulihat diana sedang melambaikan tangannya padaku. Kubalai lambaian tangannya dan kurentangkan kedua tangaku sebagai isyarat agar dia datang kepelukanku.
Brukk... Dia menghambur ke pelukanku.
'i miss you, beibh' bisikku memeluk tubuhnya erat sambil mengusap punggungnya. Dia hanya diam tak menjawab.
'ayo, kita cari tempat bicara yang enak. Banyak yg harus kita bicarakan'
Kujauhkan badannya. Kutatap matanya. Dia menghindari tatapanku. 'pasti ada yang salah' pikirku
Kami akhirny memutuskan untuk pergi ke kfc delta plasa...
###
Kami duduk di bangku pojok bersebelahan dengan ruang main anak. Kami butuh privacy untuk membicarakan semuanya. Tetapi kamu hanya terdiam dan kekosongan mengisi kediaman kami.
'kau mau pesan apa?'tanya gilang memecah keheningan
'kombo berdua seperti biasa lah niel....' jawabnya lugas.
Kutatap dia dengan kaget kemudian kuangkat kedua sudut bibirku. Ya aku tersenyum tapi tersenyum miris. Dia bersamaku tapi pikirannya tetap bersama daniel. Sepertinya keputusan yang ku ambil adalah yang terbaik bagi kami.
'maaf lang'ucapnya sembari menundukkan kepalanya dalam
'gpp kok beibh' ujarku menenangkan kemudian berjalan menuju kasir untuk memesan makanan kami.
Miris. Tidak ada lagi panggilan beibh dan dia jg telah memiliki kenangan indah bersama daniel dan semua itu telah mengubur kenangan kami. Hatiku sakit, ingin rasanya berteriak tapi aku tahu itu semua tidak akan mengembalikannya kesisiku. Mungkin jika aku memaksanya aku memiliki tubuhnya tapi tidak dengan hati dan pikirannya.
'pesan apa mas?'
Aku tersadar dari lamunanku kemudian menyebutkan pesananku dan membayarnya. Kulangkahkan kakiku kembali ke meja kami. Kuberikan pesanannya. 'makasih' jawabnya.
Selama beberapa saat kami terdiam dan membiarkan keheningan terbentang diantara kami.
'maaf' gumamnya
Kudongakkan kepalaku. Kutatap wajahnya dengan bingung.
'maaf untuk?'
'untuk semuanya'jawabnya
Kuacak rambutnya kemudian kuberikan dia senyuman tulusku.
'kalo gitu aku juga minta maaf ya, udah biarin km kesepian disini' yang dijawab dengan dia mendongak menatap wajahku.
'apa ada yang mau kamu ceritain sama aku?'pancingku
Kemudian tanpa ada bujukan tambahan mengalirlah cerita itu. Aku tertegun mendengarnya. Ternyata mereka sudah demikian dekat dan itu karna kesalahanku, ketidakpedulianku dll. Bahkan aku tak bisa menyalahkannya jika dia menuduhku berselingkuh.
'kau kan tahu aku. Dari awal aku memintamu untuk menjadi pacarku maka saat itu juga aku menyerahkan hatiku padamu. Tak pernah ada wanita lain selain ibu dan nenekku trus kamu' potongku menjelaskan
'maaf, mungkin aku yang terlalu perasa' gumamnya
'berhentilah meminta maaf beibh. Bukan hanya kamu yg bersalah disini tapi aku juga punya andil besar disini'
'.........'
'jadi apa kamu mencintainya?' tanyaku to the point
Dia terbrlalak terkejut menatap kearahku. 'apa kamu becanda? Enggak aku gak suka dia. Aku kan pacarmu'
'jujurlah diana! Aku tau kamu mencintainya. Aku mengenalmu bukan sehari dua hari'
'aku gak tau'
'baiklah, mulai sekarang aku tak akan lagi mengikatmu disisiku dan akan aku ambil lagi hati yang dulu kutitipkan padamu. Berjanjilah untuk selalu tersenyum dan Berbahagialah di!' putusku
'maksudmu apa?'tanyanya
'kita putus' ujarku sembari memberinya senyumku
'tidak tidak tidak'
'dengarkan aku di, aku mencintaimu dari dulu hingga sekarang dan mungkin juga besok tapi jika hanya aku yang memiliki perasaan itu bukankah itu berarti aku menyiksamu? Perasaan cinta itu bisa datang tanpa diundang dan tak bisa diatur jatuh pada siapa. Jadi kupikir sekarang kau sudah menemukan orang yang lebih baik drpd aku. Bukankah itu kejam namanya jika aku menahanmu disisiku?'
'tapi...'
'sudahlah di, im okay. Hope it'll make u happy. See you then' ucapku memotong ucapannya kemudian bangkit berdiri dari dudukku
'km mau kmn?' tanyanya
'aku mau balik ke jember. Besok kuliah pagi' jelasku
'bye' ujarku sambil melambaikan tangan kearahnya.

Gilang pov end

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar